Mengoptimalkan Pemasaran di Segmen Berbeda

SEKARANG ini di Indonesia banyak kita temukan berbagai merek  yang sangat beragam. Mulai dari harga yang mahal hingga harga murah meriah.
Namun yang perlu dicatat, meskipun cukup banyak  produk dijual dengan harga murah, ternyata fitur yang disediakan cukup lengkap sehingga banyak menarik konsumen untuk membelinya. Bagi merek-merek yang sudah terkenal dan sebelumnya fokus untuk menjual dengan harga cukup tinggi, bahkan produk premium, hal tersebut bisa jadi merupakan suatu tantangan tersendiri.
Dengan membanjirnya berbagai merek, baik dari dalam negeri maupun dari negara Asia lainnya, dengan harga murah meriah, fitur yang tergolong lengkap tersebut merupakan indikasi bahwa segmen menengah ke bawah ternyata bisa menjadi salah satu lahan yang menarik untuk diperhatikan dan dikembangkan.
Oleh karena itu, para produsen yang terbiasa menjual produknya dengan harga tinggi (karena fokus untuk membidik pasar menengah atas) rupanya juga mulai serius menggarap segmen bawah.
Dalam Marketing, meski kita biasanya memasarkan produk atau jasa untuk segmen atas, sebenarnya kita juga bisa mengoptimalkan pemasaran di segmen yang berbeda, termasuk di segmen bawah sekalipun. Pertanyaannya, ”Bagaimana caranya? Apakah nantinya tidak akan merusak atau mematikan produk atau jasa kita di segmen atas?” Salah satu caranya, gunakan teknik sandwich.

Apa itu teknik sandwich? Apa hubungan sandwich dengan pemasaran? Jika ternyata ada peluang di segmen lain yang berbeda dengan segmen pasar kita sebelumnya dan ternyata peluang itu juga bisa menguntungkan untuk jangka panjang, sebaiknya kita juga bisa membuat produk atau jasa untuk segmen baru tersebut. Dan jika kita rancang dan kerjakan dengan baik, sebenarnya kita juga bisa mendapatkan hasil yang optimal. Penggunaan teknik sandwich ini memungkinkan kita untuk meletakkan kompetitor di tengah-tengah kita.
Jadi kita tetap bisa memasarkan produk segmen atas, tapi kita juga bisa memasarkan dan bersaing untuk produk segmen bawah sehingga, meskipun ada perusahaan dengan produk atau jasa yang sejenis dan menjual produknya dengan harga murah, bahkan banyak melakukan promo harga super murah, kita pun tetap bisa memberikan persaingan yang positif dan menguntungkan tanpa harus mengorbankan merek kita di segmen atas atau premium.

Misalnya bisnis maskapai penerbangan. Seperti kita lihat, baca atau dengar, bahwa semakin hari semakin banyak maskapai penerbangan baru yang membanting harganya. Bahkan hingga harga yang lebih murah dari kereta api antar kota. Bahkan pula ada yang bisa lebih murah dari tiket bus antarkota!
Oleh karena itu, maskapai penerbangan yang biasanya memasarkan produknya untuk segmen menengah atas, sebenarnya juga bisa bersaing dan tidak perlu merasa terganggu. Di antaranya dengan membuat produk baru yang bisa memberikan harga lebih terjangkau kepada konsumen (di bawah nama/brand yang sudah terkenal untuk maskapai menengah atasnya yang ada sebelumnya).

Namun untuk melakukan, kita harus menggarapnya dengan serius. Jika tidak digarap dengan serius bisa menjadi bumerang bagi perusahaan Anda. Bahkan bisa menjadi bumerang bagi nama produk atau jasa kita yang sudah mapan sebelumnya. Meskipun harganya terjangkau, pastikan memberi pelayanan yang baik dan memenuhi standar yang ada.
Yang terakhir ini biasanya cukup banyak diabaikan. Memberi harga murah tapi fasilitas yang tidak memadai sehingga malah banyak orang komplain karena tidak puas dan tidak mau lagi menggunakannya. Salah satu merek handphone ternama di Indonesia rupanya juga mampu melakukan teknik sandwich yang baik. Selain menjual berbagai produk menengah atasnya, merek handphone ternama tersebut juga sangat serius untuk menggarap produk untuk segmen bawah dengan kualitas yang bisa diandalkan pula.
Sebagai contoh, meski terjadi perang harga yang sangat ketat dalam pemasaran handphone kelas menengah bawah, salah satu merek handphone ternama tersebut rupanya sangat jeli melihat peluang yang ada di segmen pasar yang unik (perusahaan lain mungkin belum memikirkannya dengan matang).

Salah satunya adalah segmen bawah yang lebih spesifik, yaitu petani. Apa hubungannya petani dengan handphone? Apa keuntungannya menggarap pangsa petani? Apa pula nilai tambah yang bisa ditawarkan? Ternyata kita bisa mengetahui ada produk handphone dari merek ternama dengan harga murah, tapi bisa sangat membantu petani, antara lain bisa mengetahui up date layanan informasi mengenai harga pasar, harga komoditas yang ada, informasi tentang pertanian, prakiraan cuaca, dan berbagai layanan menarik lain yang bisa membantu para petani tersebut. Ini merupakan terobosan yang dahsyat karena seperti kita ketahui bahwa petani di Indonesia jumlahnya sangat besar.
Bayangkan, meski dianggap segmen bawah, jika bisa menjadi market leader untuk segmen ini tentu akan mampu menghasilkan keuntungan yang dahsyat pula. Oleh karena itu, dalam kondisi apa pun, jangan mudah terpancing oleh persaingan harga, baik dari kompetitor ataupun dari produk atau jasa yang kelasnya di bawah Anda. Anda tetap bisa fokus untuk mengembangkan pemasaran di segmen atas Anda. Namun Anda juga bisa menggarap segmen pasar menengah bawah dengan baik. Tentunya dengan suatu inovasi yang lebih berguna bagi konsumen dan memiliki nilai tambah sangat menarik bagi pembelinya.

TUNG DESEM WARINGIN